Foto: SINDOnews/Rasyid Ridho
PT. Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk atau “Bank Banten” siap melayani nasabah setelah melakukan launching pada 4 Oktober 2016, di Alun-alun Banten Lama, Serang-Banten.
Sejak mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Ham, 27 Juni 2016, perseroan resmi beroperasi dengan menggunakan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Banten, Tbk. Ini sejalan dengan dilakukannya akuisisi oleh Pemprov Banten melalui PT. Banten Global Development.
Sejak saat itu Bank Banten berubah status dari perusahaan swasta menjadi dibawah naungan Pemerintah Provinsi Banten. Perubahan strategi dan kebijakan perusahaan dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan nasabah dan mitra Bank Banten terkait dengan status barunya sebagai BPD.
Sejak mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Ham, 27 Juni 2016, perseroan resmi beroperasi dengan menggunakan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Banten, Tbk. Ini sejalan dengan dilakukannya akuisisi oleh Pemprov Banten melalui PT. Banten Global Development.
Sejak saat itu Bank Banten berubah status dari perusahaan swasta menjadi dibawah naungan Pemerintah Provinsi Banten. Perubahan strategi dan kebijakan perusahaan dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan nasabah dan mitra Bank Banten terkait dengan status barunya sebagai BPD.
"Saat ini Bank Banten melayani nasabah simpanan, penyaluran Kredit (UMKM, Kredit Konsumer dan Kredit Komersial), serta jasa-jasa lainnya dan kedepan akan menjadi mitra Pemerintah Provinsi Banten dalam melakukan pengelolaan kas daerah. Bank Banten hadir ditengah masyarakat Banten sebagai agent of development," kata Lungguk Gultom, Corporate Secretary PT. Bank Banten, melalui siaran pers.
Lungguk menuturkan, sesuai dengan visinya yaitu “Menjadi bank yang terbaik dan mitra terpercaya”, Bank Banten siap memajukan dan mendukung program pembangunan untuk pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat Banten. Sekaligus memberikan layanan perbankan terbaik yang selalu berorientasi kepada kepuasan nasabah, dan meningkatkan nilai manfaat secara berkesinambungan bagi semua pemangku kepentingan.
Saat ini Bank Banten memiliki 145 kantor cabang di seluruh Indonesia dengan 10 kantor berada di Wilayah Banten yaitu KC Serang, KC Ciputat, KC Ciledug, KC Tangerang, KC Cimone, KC Kotabumi, KC Balaraja, KC Cilegon, KC Rangkasbitung dan KC Pandegelang.
"Dengan potensi wilayah yang dimiliki oleh Provinsi Banten, maka fokus bisnis kedepan adalah untuk memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh masyarakat khususnya masyarakat Banten," ujar Luluk.
Bersamaan dengan HUT Provinsi Banten pada 4 Oktober 2016, maka diresmikan pula Kantor Cabang Khusus Serang untuk melayani seluruh nasabah Serang dan kebutuhan layanan perbankan instansi dan pemerintahan Banten. Sekaligus juga menjadi momentum bahwa Bank Banten sudah resmi beroperasi untuk melayani masyarakat.
Lungguk menuturkan, sesuai dengan visinya yaitu “Menjadi bank yang terbaik dan mitra terpercaya”, Bank Banten siap memajukan dan mendukung program pembangunan untuk pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat Banten. Sekaligus memberikan layanan perbankan terbaik yang selalu berorientasi kepada kepuasan nasabah, dan meningkatkan nilai manfaat secara berkesinambungan bagi semua pemangku kepentingan.
Saat ini Bank Banten memiliki 145 kantor cabang di seluruh Indonesia dengan 10 kantor berada di Wilayah Banten yaitu KC Serang, KC Ciputat, KC Ciledug, KC Tangerang, KC Cimone, KC Kotabumi, KC Balaraja, KC Cilegon, KC Rangkasbitung dan KC Pandegelang.
"Dengan potensi wilayah yang dimiliki oleh Provinsi Banten, maka fokus bisnis kedepan adalah untuk memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh masyarakat khususnya masyarakat Banten," ujar Luluk.
Bersamaan dengan HUT Provinsi Banten pada 4 Oktober 2016, maka diresmikan pula Kantor Cabang Khusus Serang untuk melayani seluruh nasabah Serang dan kebutuhan layanan perbankan instansi dan pemerintahan Banten. Sekaligus juga menjadi momentum bahwa Bank Banten sudah resmi beroperasi untuk melayani masyarakat.
Proses pembentukan Bank Banten ini sempat tersandera kasus suap yang melibatkan mantan Direktur Utama (Dirut) PT Banten Global Development (BGD) Ricky Tampinongkol, mantan Wakil Ketua DPRD Banten SM Hartono, dan mantan Ketua Harian Badan Anggaran DPRD Banten FL Satria Santosa alias Sony.
"Terima kasih kepada keluarga kenadziran yang telah mengizinkan Bank Banten di-launching di Pelataran Masjid Agung Banten Lama, karena ada sejarah yang tidak bisa dihindarkan di sini (Kesultanan Banten)," ujar Gubernur Banten Rano Karno di sela-sela ziarah ke makam Sultan Banten di Kota Serang, Banten, Senin (3/10).
Rano mengatakan Bank Pundi yang telah menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Banten telah memiliki 165 cabang dan akan bertambah setidaknya 12 cabang lagi di delapan kabupaten dan kota di Banten.
"Kehadiran Bank Banten diharapkan bisa membawa kemaslahatan untuk masyarakat Banten dari segi ekonomi," ujar Tb Abbas Wasse dari Ketua Kenadziran Kesultanan Banten.
Untuk diketahui, sekitar tahun 1950-an, Bank Banten pernah berdiri di Kabupaten Pandeglang, Banten, dan menjadi tonggak perekonomian masyarakat pada saat itu. Kejayaan Bank Banten pada masa silam itu menjadi motivasi bagi PT BGD selaku BUMD Banten.
Bank Banten pada masa silam berdiri berdasarkan Keputusan Menteri Pertahanan RI Nomor 193 tahun 1950 tertanggal 9 Mei 1950, tentang prosedur pengembalian tenaga-tenaga darurat Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke masyarakat semasa agresi militer Belanda kedua.
Mayor Raden Sjachra Sastrakusumah, petinggi militer yang pernah menjadi komandan Sektor XV Pandeglang menggagas mendirikan sebuah koperasi dan perbankan milik para veteran. Dari dana tunjangan, para veteran sepakat untuk menggunakan modal saham untuk pendirian Bank Banten.
Hingga akhirnya pada 27 September 1954, Raden Sjachra Sastrakusumah, bersama delapan rekan sejawatnya mendirikan lembaga perbankan berbasis koperasi bernama Maskapai Andil Indonesia (MAI) Bank Banten, yang berpusat di daerah swatantra tingkat II Pandeglang. Perkembangan MAI Bank Banten mencapai puncaknya pada tahun 1957 dengan mendirikan gedung dan membuka cabang di Jakarta dan Bandung. Namun, selang 10 tahun, bank tersebut bangkrut.
"Terima kasih kepada keluarga kenadziran yang telah mengizinkan Bank Banten di-launching di Pelataran Masjid Agung Banten Lama, karena ada sejarah yang tidak bisa dihindarkan di sini (Kesultanan Banten)," ujar Gubernur Banten Rano Karno di sela-sela ziarah ke makam Sultan Banten di Kota Serang, Banten, Senin (3/10).
Rano mengatakan Bank Pundi yang telah menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Banten telah memiliki 165 cabang dan akan bertambah setidaknya 12 cabang lagi di delapan kabupaten dan kota di Banten.
"Kehadiran Bank Banten diharapkan bisa membawa kemaslahatan untuk masyarakat Banten dari segi ekonomi," ujar Tb Abbas Wasse dari Ketua Kenadziran Kesultanan Banten.
Untuk diketahui, sekitar tahun 1950-an, Bank Banten pernah berdiri di Kabupaten Pandeglang, Banten, dan menjadi tonggak perekonomian masyarakat pada saat itu. Kejayaan Bank Banten pada masa silam itu menjadi motivasi bagi PT BGD selaku BUMD Banten.
Bank Banten pada masa silam berdiri berdasarkan Keputusan Menteri Pertahanan RI Nomor 193 tahun 1950 tertanggal 9 Mei 1950, tentang prosedur pengembalian tenaga-tenaga darurat Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke masyarakat semasa agresi militer Belanda kedua.
Mayor Raden Sjachra Sastrakusumah, petinggi militer yang pernah menjadi komandan Sektor XV Pandeglang menggagas mendirikan sebuah koperasi dan perbankan milik para veteran. Dari dana tunjangan, para veteran sepakat untuk menggunakan modal saham untuk pendirian Bank Banten.
Hingga akhirnya pada 27 September 1954, Raden Sjachra Sastrakusumah, bersama delapan rekan sejawatnya mendirikan lembaga perbankan berbasis koperasi bernama Maskapai Andil Indonesia (MAI) Bank Banten, yang berpusat di daerah swatantra tingkat II Pandeglang. Perkembangan MAI Bank Banten mencapai puncaknya pada tahun 1957 dengan mendirikan gedung dan membuka cabang di Jakarta dan Bandung. Namun, selang 10 tahun, bank tersebut bangkrut.
Sumber: republika.co.id, beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar