Diawali Oleh Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron
Pasca pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron karena dinilai menghina Islam, memicu aksi boikot produk Prancis di beberapa negara dengan penduduk mayoritas Islam, seperti Qatar, Kuwait, Aljazair, Sudan, Palestina, dan Maroko.
Kronologisnya diawali dengan pernyataan pertama kali pada awal Oktober 2020. Presiden Prancis menyampaikan pernyataan tentang ancaman kelompok radikal Muslim yang ingin mengubah nilai-nilai liberalisme dan sekulerisme di Prancis.
"Ada kelompok radikal Islam, sebuah organisasi yang mempunyai metode untuk menentang hukum Republik dan menciptakan masyarakat secara paralel untuk membangun nilai-nilai yang lain," ucap Macron.
Tidak berselang lama, tragedi pemenggalan seorang guru sejarah di daerah Eragny Prancis, Samuel Paty umur 47 tahun oleh Abdoullakh Abouyezidovitch (18 tahun), pemuda pendatang asal Chechnya.
Aksi Abouyezidovitch karena Paty sempat membahas tentang kartun Nabi Muhammad S.A.W., di dalam kelas walau dia sudah mengizinkan sejumlah pelajar Muslim untuk keluar kelas jika tidak sepakat dengan materi yang di bahas. Lantas sejumlah murid Muslim bercerita kepada orang tua mereka. Hal ini menuai kontroversi dan ramai diceritakan di media sosial.
Abouyezidovitch melihat unggahan dari media sosial perihal di atas kemudian merencanakan pembunuhan terhadap Paty. Menyerang saat Paty pulang kerja. Abouyezidovitch sendiri akhirnya ditembak mati oleh Polisi.
Menenanggapi peristiwa pembunuhan Paty, Presiden Prancis mengatakan Islam adalah "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia", seperti dilansir cnnindonesia.com (26/10/2020).
"Sekulerisme adalah pengikat persatuan Prancis. Jangan biarkan kita masuk ke dalam perangkap yang disiapkan oleh kelompok ekstremis, yang bertujuan melakukan stigmatisasi terhadap seluruh Muslim," ujar Macron.
Selain itu, pada Rabu (21/10/2020) lalu Macron mengatakan dia tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi.
Pernyataan Pemimpin Negara-Negara Muslim
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menanggapi atas pernyataan Presiden Prancis, bahwa Macron memiliki masalah dengan warga Muslim dan membutuhkan pemeriksaan medis untuk mentalnya. Pernyataan ini membuat Prancis menarik duta besarnya dari Ankara, Turki.
"Apa masalah individu yang dipanggil Macron dengan Islam dan dengan Muslim? Macron butuh pengobatan mental," ujar Erdogan.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, menuduh Macron menuduh Macron telah menyerang Islam karena menyudutkan Muslim dengan cara menutup masjid dan mengawasi sejumlah organisasi masyarakat Muslim usai kejadian pembunuhan guru tersebut.
"Ini adalah saat di mana Presiden Macron bisa memberikan sentuhan penyembuhan dan menyangkal ruang bagi para ekstremis daripada menciptakan polarisasi dan marginalisasi lebih lanjut yang pasti mengarah pada radikalisasi," cuit Khan.
"Sangat disayangkan bahwa dia memilih untuk mendorong Islamofobia dengan menyerang Islam daripada teroris yang melakukan kekerasan, baik itu Muslim, Supremasi Kulit Putih, atau ideologi Nazi," tambahnya.
Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov menyebut Macron “teroris” lantaran pernyataannya terkait pembunuhan guru Sejarah Samuel Paty.
“Saya tidak tahu apa yang dia (Macron) pikirkan ketika melontarkan pernyataan ini, tetapi konsekuensinya bisa sangat fatal. Presiden Prancis sendiri kini menjadi semacam teroris. Ia mendukung provokasi, diam-diam ‘mendorong’ umat Islam untuk melakukan kejahatan,” ujar Kadyrov melalui saluran Telegram miliknya.
Apa yang dilakukan Macron sama seperti “menyulut api, tetapi ogah memadamkannya” karena ia membutuhkan “kajadian menggegerkan yang berhubungan dengan dunia muslim.” Kadyrov dengan tegas meminta presiden Prancis menghentikan provokasi terhadap kepercayaan seseorang “sebelum terlambat”, tambah Kadyrov, sebagaimana dilansir id.rbth.com (28/10/2020).
Kementerian Luar Negeri Maroko mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa publikasi sistematis kartun semacam itu "mencerminkan kurangnya kedewasaan pelakunya." Dengan tegas mencela langkah tersebut, dikatakan bahwa "kebebasan individu berakhir di mana kebebasan orang lain dan keyakinan mereka dimulai."
Pemerintah Indonesia telah memanggil Duta Besar Prancis Olivier Chambard untuk meminta penjelasan mengenai pernyataan Presidennya, ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Teuku Faizasyah (27/10/2020).
"Indonesia kecam pernyataan Presiden Perancis yang menghina agama Islam," tulis akun Twitter resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Aksi Boikot Produk Prancis
Sejumlah negara Arab melakukan boikot produk Prancis, seperti yang dilakukan Kuwait dan Qatar. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menyerukan jangan membeli barang Negeri Menara Eiffel.
Sejumlah komunitas perdagangan di Arab telah mengumumkan melakukan boikot. Aktivis Arab juga meluncurkan beberapa ajakan melalui media sosial untuk memboikot semua produk Prancis, menggunakan beberapa tagar seperti #boycottfrance #boycott_French_products #ProphetMuhammad.
Alnaeem Cooperative Society mengatakan sejumlah besar supermarket di Kuwait akan menghapus semua produk Prancis dari rak. Langkah serupa dilakukan oleh Suburb Afternoon Association, Eqaila Cooperative Society, dan Saad Al Abdallah City Cooperative Society serta menerbitkan foto-foto yang menunjukkan produk Prancis dikeluarkan dari rak mereka.

Bagaimana aksi boikot di Indonesia? Gema boikot produk Prancis di negara-negara Timur Tengah seperti tidak terdengar di Indonesia. Hingga kini belum tersuarakan aksi boikot dari para asosiasi dagang seperti yang dilontarkan oleh asosiasi dagang di Timur Tengah. Hanya individu-individu muslim di media sosial.
Untuk mengenal produk-produk Prancis yang beredar di Indonesia, berikut beberapa daftar sebagaimana dilansir nahimunkar.org.
- Danone: Aqua (air minum), activia (yoghurt), mizone (air minum), vit (air minum), levite (air minum), bebelac (susu), nutrilon royal (susu), lactamil (susu), SGM (susu).
- Loreal (kosmetik perawatan kulit dan kecantikan)
- Garnier (kosmetik perawatan kulit dan kecantikan)
- Lacoste (fashion, parfum)
- Michelin (ban)
- Peugeot (mobil)
- Lancome (kosmetik, parfum)
- Accor (hotel): Novotel, Ibis, mercure, Raffless, Pullman, Fairmont.
- Moulinex (peralatan dapur): produk blender dsb.
- Citroen (mobil)
- BNP Paribas (perusahaan manajer investasi)
- Societe generale (perusahaan finansial)
- Chanel (kosmetik)
- Nina Ricci (parfum)
- Givenchy (pakaian, parfum, aksesories, kosmetik)
- Babybel (keju)
- Evian (air mineral kemasan)
- Doux (sosis)
- LU (parfum, makanan ringan)
- BiC (alat tulis)
- Tefal (alat-alat dapur)
Maraknya aksi protes dan boikot di negara-negara mayoritas Muslim, Kementerian Luar Negeri Prancis mengeluarkan peringatan keselamatan terhadap warganya di luar negeri untuk berhati-hati. Terutama yang berada di Turki, Irak, Bangladesh, Mauritania, termasuk Indonesia.
Update ...... !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar