Bertempat di Aula Prof. Sjadeli Hasan IAIN "Sultan Maulana Hasannudin" Banten, telah berlangsung Seminar Regional yang bertema "Problematika BBM Bersubsisi". Kegiatan ini diselenggarakan oleh Resimen Mahasiswa (Menwa) Batalyon I/Garuda Tama Mahabanten bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa dan Masyarakat Tegal (HIKMAT).
Dalam sambutan Panitia Penyelenggara, Hikmat Kurniawan, S.Pd.I selaku Komandan Batalyon I/GT Menwa Mahabanten menyatakan bahwa seminar ini diselenggarakan dalam rangka memahami tentang pro dan kontra BBM Bersubsidi, solusi perlu atau tidaknya BBM Bersubsidi, serta diharapkan seminar ini menghasilkan rekomendasi terhadap Pemerintah berkaitan dengan problemarika BBM bersubsidi.
Baca Juga: Menwa Yon I/GT Mahabanten Menyelenggarakan Seminar Regional, Tema "Problematika BBM Bersubsisi"
Selanjutnya, Nana Sukmana selaku Komandan Menwa Mahabanten pada saat membuka acara seminar ini juga menyatakan bahwa Seminar ini sangat bagus ditengah gejolak kehidupan masyarakat. Wacana Pemerintah menaikkan harga BBM akibat dari dikuranginya subsidi BBM perlu disikapi bersama dengan arif dan bijaksana.
Dalam seminar ini, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Banten diwakili Kepala Sub Bidang Organisasi Kemasyarakatan, Massaputro Delly selaku pemateri menyampaikan hal-hal sebagai berikut, bahwa Badan Kesbangpol Banten disini mempunyai peran dalam rangka menjaga stabilitas keamanan dan sosial, sehingga gejolak apapun yang terjadi pada masyarakat, termasuk permasalahan BBM. Dalam materinya disebutkan bahwa terdapat beberapa negara dengan harga BBM termurah di dunia. Sesuai rilis dari Perusahaan Asuransi Staveley Head yang berkedudukan di Inggris, Venezuela menempati urutan pertama dengan BBM termurah, seharga Rp 585,- bila di kurs kan dengan rupiah, selanjutnya Turkmenistan Rp 936, Nigeria Rp 1.170, Iran Rp. 1.287.
"Saat ini Indonesia telah menjadi Net Importer untuk BBM" tegas Delly. Indonesia menjadi net importer BBM dengan kebutuhan BBM 1,3 juta barel/hari, sedangkan kapasitas produksi hanya 900 ribu barel/hari, sehingga diperlukan impor sebesar 400 ribu barel/hari, demikian disampaikan.
Selanjutnya, diutarakan beberapa langkah Pemerintah dalam bidang energi ini, salah satunya adalah kebijakan penghematan BBM dan Listrik:
- Larangan penggunaan BBM jenis premium untuk kendaraan dinas instansi pemerintah untuk Jabotabek, selanjutnya Jawa Bali;
- Larangan penggunaan BBM bersubsidi jenis minyak solar (Gas Oil) untuk mobil barang kegiatan perkebunan dan pertambangan;
- Pengendalian volume BBM bagi PLN sesuai asumsi APBN;
- Mempercepat konversi BBM ke Bahan Bakar Gas, dimulai dari Jawa;
- Kampanye Gerakan Hemat Energi.
Kebijakan ini sebagai upaya pengendalian penggunaan BBM, konversi BBM ke BBG, dan juga penghematan listrik, dalam jangka panjang dapat membantu mengurangi pemborosan energi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar