Pandemi COVID-19 membuat seluruh aktivitas dilakukan di rumah, termasuk bekerja atau dikenal dengan Work From Home atau disingkat dengan WFH. Banyak orang beranggapan WFH menjadi tidak produktif, lebih banyak bengongnya dari pada bekerja. Nah, untuk mengisi WFH tetap produktif, ada beberapa cara yang saya lakukan.
1. Distribusi pekerjaan dan selalu memberi arahan kepada staf atau bawahan.
Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki staf/pelaksana atau bawahan, tentunya disaat-saat ini menjadi penting untuk memberikan mereka petunjuk atau arahan harus berbuat apa dan melakukan apa. Misal, saat ini adalah awal tahun tentunya masih banyak tugas yang harus diselesaikan, seperti membuat laporan akhir tahun 2019, baik untuk kepentingan satuan kerja maupun lingkup Pemerintah Daerah.
Kebetulan di bagian saya mendapat amanah untuk menyusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2019 pada Pemerintah Provinsi Banten. Perlu kerja ekstra untuk menyelesaikan kedua laporan tersebut tepat waktu. Sesuai peraturan perundangan seharusnya kedua laporan tersebut sudah harus disampaikan kepada Pemerintah Pusat paling lambat akhir Maret 2020 atau tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir, melihat kondisi wabah pandemi COVID-19 maka penyampaian laporan tersebut diundur selama satu bulan hingga 30 April 2020.
Kendali dan monitoring terus menerus dilakukan hingga laporan tersebut selesai dan disampaikan, sehingga WFH pun tetap penuh bekerja, hanya memindahkan pekerjaan kantor ke rumah. Namun, kadang harus ke kantor untuk menyelesaikan itu semua karena berkaitan dengan data dan informasi.
Selain itu, sesuai kepentingan penanganan wabah pandemi diperlukan pergeseran dan perubahan anggaran atau dikenal dengan refocussing. Ini pun harus diselesaikan tepat waktu sesuai arahan pimpinan dan Pemerintah Pusat.
2. Evaluasi dan telaahan terhadap perkembangan sekitar pekerjaan.
Sebagai bagian dari support atau dukungan kebijakan pimpinan, tentunya perlu telaahan berkaitan dengan perkembangan penyelenggaraan pemerintahan kekinian, terutama yang masih dalam lingkup tugas pokok dan fungsi.
Misal, berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah atau Pilkada tahun 2020. Sehubungan dengan wacana diundurkannya pelaksanaan Pilkada tersebut, maka beberapa daerah akan terjadi kekosongan kepala daerah karena berakhirnya masa jabatan, sedangkan tahapan proses Pilkada masih berlangsung.
Opsi-opsi pelaksanaan Pilkada pun memberikan opsi-opsi daerah mana saja dan berapa lama jabatan Penjabat Kepala Daerah untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut. Hal ini untuk memberikan kepastian hukum dan jalan terusnya penyelenggaraan pemerintahan di daerah tersebut.
Evaluasi dan telaahan juga bermanfaat bagi kepentingan satuan kerja sendiri walau tidak untuk konsumsi pimpinan. Minimal sebagai bahan evaluasi mandiri dan perbaikan di masa yang akan datang.
3. Peningkatan dan pengembangan potensi diri.
WFH dimanfaatkan bagi banyak individu atau lembaga pendidikan, baik yang selama ini dilakukan secara daring (online) maupun luring (offline), untuk mengadakan kursus atau pelatihan singkat. Ini kesempatan. Kursus atau pelatihan singkat diadakan secara berbayar dan gratis, tinggal pilih sesuai kemampuan dan minat. Saya sendiri lebih memilih yang gratisan saja, ada yang bersertifikat dan banyak yang tidak memberikan sertifikat.
Sepanjang itu gratis, saya mencoba untuk mengikutinya walau materi yang diberikan merupakan ilmu atau pengetahuan baru bagi saya. Minimal dapat membuka wawasan dan ilmu baru. Tentunya materi yang masih dapat saya pahami. Memperkaya diri dengan hal-hal baru bisa memberikan saya wajah baru dalam penulisan. Wejangan para guru penulisan yaitu banyak membaca dan membaca untuk pengembangan tulis menulis. Mengikuti berbagai kursus saya anggap sebagai membaca.
4. Melakukan aktivitas bersama keluarga.
Selama ini saya bekerja, isteri bekerja dan anak sekolah. Praktis bertemu dengan keluarga adalah di waktu pagi hari sebelum berangkat kerja dan sore menjelang malam hingga malam hari setelah pulang. Bila sedang ada pekerjaan ke luar kota tentunya harus meninggalkan rumah beberapa waktu, baik saya maupun isteri. Sepertinya waktu cepat berlalu dan diisi dengan bekerja dan bekerja.
Pandemi ini yang mengharuskan seluruh orang di rumah, termasuk kegiatan sekolah, maka peran orang tua sangat penting untuk membimbing dan mengarahkan anak-anak. Penerapan metode pembelajaran karak jauh (PJJ) menuntut peran aktif orang tua.
PJJ saat ini mengharuskan penggunakan tekhnologi internet. Berbagai aplikasi internet pun menjadi media yang penting. Sebut saja aplikasi Google Classroom dan Zoom Cloud Meeting menjadi dominan dipakai saat ini. Tentunya, bagi anak-anak sekolah di tingkat dasar (TK/SD) perlu perhatian khusus untuk penggunaan aplikasi tersebut. Belum lagi proses pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diberikan dan dikumpulkan secara daring sesuai jadwal dari guru wali kelas.
Menemaninya belajar, mencetak (print-out) latihan soal - ulangan harian hingga evaluasi akhir pembelajaran, dan menyampaikan atau mengumpulkan tugas/ulangan tersebut secara daring tentunya dilakukan orang tua. Orang tua berperan sebagai guru di rumah.
Aktivitas lain bersama keluarga juga dilakukan, diantaranya melakukan kegiatan bersih-bersih rumah yang selama ini dikerjakan oleh asisten rumah tangga. Masak memasak menjadi hiburan dan kegiatan menyenangkan dilakukan bersama. Apalagi saat ini sudah memasuki bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Menyiapkan santapan berbuka puasa dan membuat kue-kue lebaran menjadi sangat asik.
Sekarang, bagaimana dengan anda? Tetap produktifkan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar